Senin, 23 Januari 2012

0

Keteguhan Abu Bakar Ass-Siddiq

  • Senin, 23 Januari 2012
  • Andrean Luthfi
  • Share
  • Pada masa awal diutusnya Nabi saw, beliau mendakwahkan agama Islam dikota Makkah secara sembunyi-sembunyi. Dengan alasan keselamatan, kaum muslimin pada masa itupun menyembunyikan keislaman mereka. Hingga ketika jumlah kaum muslimin telah genap tiga puluh delapan orang, Abu Bakar ra mendesak Rasulullah saw untuk menda'wahkan dienul Islam secara terang-terangan. Berkatalah Rasulullah saw, "Wahai Abu Bakar, … sesungguhnya jumlah kita masih sedikit," Akan tetapi Abu Bakar tetap mendesak Rasulullah saw, sehingga beliau bersedia keluar menuju masjid berikut kaum muslimin.

    Di masjid mereka berpencar di sudut-sudut masjid, setiap orang berada pada kabilahnya masing-masing. Berdirilah Abu Bakar ra dihadapan manusia sambil berkhutbah. Sehingga dialah orang yang pertama kali berkhutbah menyeru manusia kepada Allah. Ketika orang-orang musyrik mendengar Abu Bakar ra mencela tuhan-tuhan mereka dan menyalahkan agama mereka, spontan mereka marah kepada Abu Bakar ra dan kaum muslimin. Mereka memukuli kaum muslimin di sudut-sudut masjid tersebut dengan pukulan yang  keras, sementara Abu Bakar ra sedang menyampaikan dien secara jahar (terang-terangan). Sekelompok orang-orang musyrikin mengelilingi dan memukulinya habis-habisan sampai beliau jatuh ke lantai, sementara usia beliau ketika itu telah mendekati 50an. Salah seorang fasiq diantara mereka yaitu Utbah bin Rabi'ah mendekati Abu Bakar lalu menginjak perut dan dadanya serta memukul wajah Abu Bakar ra dengan kedua terompahnya sampai kulit wajah Abu Bakar ra terkoyak dan berdarah lalu beliau jatuh pingsan.
    Saat itu datanglah Bani Taim (kabilah Abu Bakar), membelanya serta berusaha menghalau orang-orang musyrik. Mereka menggotong Abu Bakar ra dengan selembar kain. Mereka menduga kuat bahwa ia telah meninggal. Setelah sampai di rumahnya ia dibaringkan. Ayahnya dan sebagian kaumnya duduk di samping kepalanya. Mereka berbicara kepadanya namun ia tak dapat berbicara sama sekali. Pada sore hari, Abu Bakar ra mulai siuman dan  membuka kedua matanya. Kata-kata yang pertama meluncur dari lidahnya adalah, "Bagaimana keadaan Rasulullah saw ?". Mendengar pertanyaan itu ayahnya marah dan mencelanya lalu keluar. Kemudian ibunya duduk di sisi kepalanya untuk memberi makan dan minum, sementara ia mengulang-ulang pertanyaannya, "Bagaimana keadaan Rasulullah saw ?". Ibunya menjawab, "Demi Allah, aku tidak tahu-menahu tentang sahabatmu itu."
    Abu Bakar Berkata, "Pergilah ke Ummu Jamil binti Khotthob, tanyakan kepadanya tentang Rasulullah."
    Ummu Jamil adalah seorang muslimah yang menyembunyikan keislamannya. Maka keluarlah ibunya untuk mendatangi Ummu Jamil. Ia berkata kepada Ummu Jamil, "Sesungguhnya Abu Bakar bertanya kepadamu tentang Muhammad bin Abdullah." Ummu Jamil khawatir jika mereka mengetahui keislamannya. Lalu ia berkata, "Aku tidak kenal siapa itu Abu Bakar dan juga siapa itu Muhammad, akan tetapi jika engkau mau aku akan pergi bersamamu untuk menemui anakmu."
    Ibu Abu Bakar menjawab, "Ya, baiklah!"
    Akhirnya mereka bersama-sama menuju rumah Abu Bakar. Setelah sampai di rumahnya masuklah Ummu Jamil. Dia melihat tubuh Abu Bakar yang terkoyak wajahnya dan mengalirkan darah, ia menangis seraya berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kaum yang berbuat seperti ini terhadapmu benar-benar kaum yang fasiq dan kafir. Sungguh aku berharap semoga Allah membalas perbuatan mereka itu."       
    Abu Bakar menoleh kepadanya dengan sangat berat dan hampir-hampir tak dapat menoleh. Ia berkata, "Wahai Ummu Jamil… bagaimana keadaan Rasulullah saw ?"
    Ummu Jamil melihat ke arah ibu Abu Bakar yang sampai saat itu masih belum masuk Islam. Ia merasa khawatir jika perempuan itu sampai membocorkan rahasia-rahasia kaum muslimin kepada orang-orang kafir. Lalu Ummu Jamil berkata kepada Abu Bakar, "Sementara ibumu di sini mendengar?!" Ia menjawab, "Engkau tidak perlu khawatir dengannya." Lalu dijawablah pertanyaan Abu Bakar tadi, "Rasulullah saw selamat dan baik-baik saja."
    "Sekarang di mana beliau?" desak Abu Bakar.
    "Di rumah Abul Arqam." jawab Ummu Jamil.
    Setelah itu ibunya berkata, "Kamu telah mengetahui kabar sahabatmu, nah sekarang makan dan minumlah." Abu Bakar menjawab, "Tidak… aku bersumpah atas nama Allah bahwa aku tidak akan makan dan minum sampai aku datang menemui Rasulullah saw lalu melihatnya dengan mataku."
    Lalu keduanya menahan Abu Bakar sampai malam hari dimana orang-orang sudah mulai tidur. Pada malam hari ia berusaha untuk bangkit akan tetapi tak mampu juga. Lalu ia keluar dengan dipapah oleh ibunya dan Ummu Jamil untuk menemui Rasulullah saw. Ketika Nabi saw melihatnya, beliau langsung memeluk dan menciuminya. Demikian juga kaum muslimin, mereka semua memeluknya. Rasulullah saw sangat iba dan kasihan terhadapnya. Sementara Abu Bakar berkata, "Ayah dan ibuku menjadi tebusan bagimu wahai Rasulullah, kondisiku tidaklah mengapa selain pukulan seorang fasiq yang mengenai wajahku." Kemudian Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, ini ibuku, dia sangat baik terhadap anaknya… sedangkan engkau adalah seorang yang diberkati… maka ajaklah dia ke jalan Allah swt, dan do'akanlah untuknya, semoga Allah menyelamatkannya dari api neraka."
    Lalu Rasulullah saw mendo'akannya dan mengajaknya ke jalan Allah, maka perempuan itupun masuk Islam…
    Lihatlah pada gunung yang kokoh ini… Abu Bakar ra… perhatikan-lah betapa semangatnya beliau dalam berdakwah menyeru kepada Allah… sungguh mengagumkan keteguhan beliau yang sangat kuat di atas dien ini.
    Sekarang tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang telah kamu persembahkan untuk Islam? Berapa orang yang telah mendapat hidayah karena sebabmu? Apakah engkau telah bersabar dalam menanggung ujian di jalan Allah? Dan apakah engkau telah mengajak manusia kepada yang ma'ruf dan mencegah mereka dari yang munkar?
    Jadilah  engkau seorang pahlwan pemberani… ibarat gunung-gunung yang kokoh. Dan Allah akan menolongmu serta meluruskan langkahmu…

    0 Responses to “Keteguhan Abu Bakar Ass-Siddiq”

    Posting Komentar

    Silakan tinggalkan komentar dengan kata-kata yang sopan. Terimakasih.

    Subscribe